Rapid Asessment of Avoidable Blindness (RAAB) at West Papua, Indonesia
Pada tahun 2014 hingga 2016, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes), bekerja sama dengan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), melaksanakan survei cepat kesehatan mata yang dikenal sebagai Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB).
Survei ini bertujuan untuk memberikan gambaran situasi terkini dan data akurat mengenai prevalensi kebutaan di suatu wilayah. Selain itu, survei ini juga menjadi pembaruan atas data yang telah ada sejak 20 tahun sebelumnya.
Pelaksanaan survei mencakup lima belas provinsi, yaitu Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, dan terakhir pada tahun 2016 di Papua Barat. Hasil survei menunjukkan bahwa angka prevalensi kebutaan di Indonesia mencapai 3%, dengan katarak sebagai penyebab utama (81%). Survei ini dilakukan pada populasi usia 50 tahun ke atas.
Melalui foto-foto yang saya ambil, saya mendokumentasikan perjalanan tim peneliti di Papua Barat yang mengunjungi 62 titik lokasi pengumpulan data.
Perjalanan tersebut penuh tantangan, terutama dari segi akses transportasi. Tim harus menghadapi kondisi jalan yang sulit dilalui, sehingga memerlukan kendaraan khusus seperti mobil double gardan (4x4 off-road) dan berbagai jenis perahu, seperti longboat, speedboat, dan perahu komersial lainnya.
Pengalaman ini menggambarkan dedikasi luar biasa para peneliti dalam mengumpulkan data kesehatan mata demi perbaikan layanan kesehatan di Indonesia. Tidak hanya mereka, peran para penduduk lokal juga sangat berperan penting dalam suksesnya pengumpulan data survey ini.


From 2014 to 2016, the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (Kemenkes RI), through the Health Research and Development Agency (Badan Litbangkes), collaborated with the Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) to conduct a rapid eye health survey known as the Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB).
The survey aimed to provide an updated overview and accurate data on the prevalence of blindness in certain regions. Additionally, it served as an update to data collected 20 years earlier.
The survey was conducted across fifteen provinces: West Sumatra, North Sumatra, South Sumatra, Jakarta, West Java, Central Java, East Java, South Kalimantan, Bali, West Nusa Tenggara (NTB), East Nusa Tenggara (NTT), North Sulawesi, South Sulawesi, Maluku, and, in 2016, West Papua.
The results showed that the prevalence of blindness in Indonesia reached 3%, with cataracts being the leading cause (81%). The survey targeted populations aged 50 and above.
Through the photographs I captured, I documented the journey of the research team in West Papua as they visited 62 data collection sites.
The journey was full of challenges, particularly in terms of transportation access. The team had to navigate difficult roads requiring specialized vehicles such as 4x4 off-road cars, as well as various types of boats, including longboats, speedboats, and other commercial vessels.
This experience highlights the extraordinary dedication of the researchers in gathering eye health data to improve healthcare services in Indonesia. Beyond their efforts, the contribution of local residents was also crucial to the successful completion of the survey.







